Label Cloud

Saturday, October 14, 2006

Sampah Pasar Menumpuk

Kamis, 12 Oktober 2006 01:28:38

Pelaihari, BPost
Upaya Kantor Pasar menata dan membersihkan pusat pasar Kota Pelaihari terkendala, karena sebagian pedagang masih setengah hati merespon sehingga sampah semakin menggunung.

Berdasarkan pantauan BPost, aneka jenis sampah (organik dan anorganik) menghiasi sudut-sudut pasar. Tumpukan sampah dalam jumlah besar mudah dijumpai di los sayuran. Bahkan, ada satu los yang berubah fungsi menjadi tempat pembuangan sampah.

Sampah tersebut sepertinya jarang terangkut secara tuntas, sehingga menimbulkan aroma yang tidak sedap. Got bagian ujung dekat los ikan juga dipenuhi belatung.

Kepala Kantor Pasar Tala Drs HM Rafiki Effendi MSi tak menepis fakta negatif itu. "Kami akui sampah di pasar memang belum bisa tertangani secara maksimal. Tapi, kami terus berupaya menanggulanginya."

Ada sejumlah kendala yang dihadapi, di antaranya keterbatasan sarana dan anggaran. Juga, masih rendahnya kesadaran pedagang. "Coba bayangkan, belum selesai kami membersihkan sampah di pasar, ada beberapa pedagang yang melemparkan sampah. Boro-boro membantu, ini malah menambah sampah," tutur Rafiki.

Lebih ironis lagi, bak sampah yang diletakkan di pertokoan kelontongan sering hilang. Bahkan, seringkali tiang penyangganya pun raib dijarah tangan jahil.

"Beberapa pedagang keberatan ada bak sampah di tiap dua pintu toko, katanya bak sampah itu membuat toko mereka tertutupi," ucap Rafiki sedih.

Pihaknya kini terus meningkatkan koordinasi dengan Dinas Kimprasda dalam penanganan sampah pasar. Di antaranya memaksimalkan volume pengambilan sampah.

Selama ini, Dinas Kimprasda menyediakan satu unit truk untuk mengangkut sampah pasar. Tahun ini, Dinas Kimprasda mendapat bantuan enam unit bak sampah permanen dari pemprov. "Saya minta empat unit diletakkan di pasar," tukas Rafiki.

Namun fasilitas tersebut belum menjamin seluruh sampah di pasar bisa diatasi. Pasalnya, sebagian tumpukan sampah di dalam sulit dijangkau angkutan (truk sampah).

Perlu adanya perda sampah. Tanpa adanya piranti hukum, sulit untuk mewujudkan daerah yang bersih, termasuk di kawasan pasar. roy

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: