Label Cloud

Saturday, October 14, 2006

Musim Hujan Diprediksi Mundur

Senin, 02 Oktober 2006 00:30:21

Martapura, BPost
Berdasar prediksi BMG, musim kemarau masih akan terus berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November nanti. Akibatnya, kebakaran lahan seperti di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam beberapa waktu lalu masih akan terjadi.

Komandan Operasi Manggala Agni BKSDA, Jamaluddin, Sabtu (30/9) memprediksi kebakaran di Tahura masih mungkin terjadi lagi. "Untuk itu, pihaknya terus melakukan patroli secara rutin di kawasan itu.

"Selain itu, armada dan personil selalu kita siagakan, menghadapi setiap kemungkinan," jelasnya.

Sementara itu, pengamat cuaca dari BMG, Irwan Sanjaya mengatakan, kawasan lahan kering bakal rentan terbakar, akibat musim kemarau lebih panjang dari perkiraan sebelumnya.

"Tanda-tanda elnino ternyata masih ada, sehingga musim hujan akan mundur. Biasanya, akhir September dan awal Oktober, musim hujan sudah masuk ditandai gerimis, namun kali ini tidak juga muncul," bebernya.

Dikatakan, setelah pihaknya melakukan analisa atas dua variabel, yakni suhu permukaan laut dan ekuator (garus khatulistiwa) yang masih cukup tinggi, maka dipenuhi syarat musim kemarau bakal lebih panjang dari biasanya.

"Tiupan angin pasat dari Barat sangat lemah, padahal angin inilah yang membawa awan hujan. Sebaliknya, tiupan angin kering dari arah Timur begitu mempengaruhi, sehingga cuaca di kawasan khatulistiwa senantiasa panas. Yah, bulan Ramadhan kali ini memang cukup berat, karena sebagian besar harinya dilalui di musim kemarau," tandasnya.

Terakhir, kebakaran Tahura baru bisa dikuasai pada Jumat (29/9) malam, setelah mulai berkobar sejak pagi Jumat itu. Tak kurang tiga regu Manggala Agni yang berkedudukan di Pelaihari serta tambahan dua regu dari BKSDA bersama aparat Dishut Kalseldan Balai Teknologi Reboisasi bahu-membahu memadamkan api.

"Api memang sulit dijinakkan, karena angin berhembus sangat kencang. Untung saja, kebakaran tidak sampai meluas sebagaimana peristiwa minggu sebelumnya. Saya perkirakan ada lahan seluas 100 hektare yang terbakar, namun hampir seluruhnya adalah semak belukar," paparnya.

Jamaluddin tidak bisa memastikan sumber api, namun diperkirakan api berasal dari obyek wisata Kolam Belanda. Praktis, kebakaran baru tersebut melanjutkan sisa kebakaran sebelumnya, ke arah Barat. Meski demikian, ia memastikan pada Jumat malam itu, api sudah padam seluruhnya.

"Guna menjaga kesterilan kawasan dari api, kita tetap menugaskan sejumlah petugas untuk berpatroli secara rutin," ungkapnya.

Sebelumnya, sekitar 400-an hektare lahan di Tahura yang sebagian besar tumbuhan ilalang, terdapat 35 hektare lahan demplot milik Dishut Kalsel terdiri dari tumbuhan mahoni dan karet yang baru ditanam setahun lalu yang terbakar dalam kebakaran di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Mandiangin, Karang Intan, Senin (18/9) kemarin.

Kerugian diperkirakan hampir seratus juta lebih akibat lahan demplot seluas 35 hektare habis. Setiap hektare demplot tersebut ketika ditanam menelan dana Rp3,5 juta. Kebakaran itu diduga berasal dari arah Desa Kiram dan kemudian merambat melewati Gunung Matangbuta. adi

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: