Senin, 18 September 2006
Sebagian Warga Masih Gunakan Air Sungai Lawa
Samarinda, Kompas - Meski diduga kuat tercemar, air Sungai Lawa di Kutai Barat, Kalimantan Timur, masih digunakan oleh warga untuk mandi dan mencuci. Padahal, sungai itu sedang diteliti oleh tim pemantau pencemaran Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Pusat dan Bapedal Daerah Kaltim.
Kepala Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup Kutai Barat Wahyudinata yang dihubungi dari Samarinda, Minggu (17/9), mengakui masih ada warga di enam kampung pada Kecamatan Muara Lawa yang menggunakan air sungai karena terpaksa. Penyebabnya, bantuan pengadaan air bersih dari PT Trubaindo, perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di dekat Sungai Lawa, belum memenuhi kebutuhan sekitar 2.000 warga.
"Apalagi musim kemarau ini sungai surut dan sebenarnya air tidak layak digunakan," ujar Wahyudinata. Namun, Kepala Tambang Trubaindo, Chirasak Chantanapelin, tidak berhasil dihubungi melalui nomor telepon genggamnya.
Pencemaran di sungai itu dilaporkan mengakibatkan banyak ikan mati, warna air sempat berubah dari coklat menjadi hijau, dan warga terserang diare. Bupati Ismail Thomas telah mengimbau warga agar lebih berhati-hati menggunakan air Sungai Lawa.
Menurut Wahyudinata, PT Trubaindo adalah satu-satunya perusahaan tambang batu bara di daerah aliran sungai itu. Warga mengeluhkan turunnya kualitas air Sungai Lawa sejak beroperasinya perusahaan tambang batu bara itu (Kompas, 7/9).
PT Trubaindo meminta pihak independen menentukan penyebab pencemaran di Sungai Lawa, sebab pencemaran tersebut belum tentu akibat kegiatan perusahaan itu. Namun, perusahaan bersedia melaksanakan beberapa permintaan pemkab.
Wahyudinata mengatakan, Polres dan Pemkab Kutai Barat membentuk tim untuk mendukung kerja tim pemantau pencemaran Sungai Lawa itu. "Hasil penelitian paling cepat diketahui dalam minggu ini," ujarnya. (BRO)
Label Cloud
Thursday, October 19, 2006
Pencemaran
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment